Jumat, 01 Januari 2010

Lelucon Gus Dur


Kita masih ingat humor politik Gus Dur yang dilempar kepada Presiden Kuba Fidel Castro. Ketika melakukan kunjungan kenegaraan ke Kuba, Gus Dur memancing tawa saat menyelingi pembicaraannya dengan Castro bahwa semua presiden Indonesia
punya penyakit gila.

Presiden pertama Bung Karno gila wanita, presiden kedua Soeharto gila harta, presiden ketiga Habibie benar-benar gila ilmu, sedangkan Gus Dur sendiri sebagai presiden keempat sering membuat orang gila karena yang memilihnya juga orang-orang gila.

Sebelum tawa Castro reda, Gus Dur langsung bertanya. “Yang Mulia Presiden Castro termasuk yang mana?” Castro menjawab sambil tetap tertawa, “Saya termasuk yang ketiga dan keempat.”

Namun Ketika mengunjungi Habibie di Jerman, oleh orang dekat Habibie, Gus Dur diminta mengulangi cerita lucunya dengan Castro itu. Merasa tak enak untuk menyebut Habibie benar-benar gila atau gila beneran, Gus Dur memodifikasi cerita tersebut. Kepada Habibie, dia mengatakan, dirinya bercerita kepada Castro bahwa presiden Indonesia hebat-hebat.

Kata Gus Dur, Presiden Soekarno negarawan, Presiden Soeharto seorang hartawan, Presiden Habibie ilmuwan, sedangkan Gus Dur wisatawan.

wordpress

1 komentar:

  1. Casinos Near Casinos Near Casinos in Washington State
    A 과천 출장안마 map showing casinos 광명 출장마사지 and other gaming 상주 출장마사지 facilities located near Casinos in Washington State. Realtime driving directions 의정부 출장마사지 to casinos and other gaming 경기도 출장안마 facilities

    BalasHapus


satu kesempatan menjadi mahasiswa

hanya yang menjadi mahasiswa yang bisa merasakan atmosfir akademik yang proporsional. karena "maha" adalah diatas segala tingkatan siswa. tapi realitas yang ada peran mahasiswa semakin surut hanya karena perkembangan negara yang ramai dan ter-substansi dengan sendirinya, artinya, saat situasi dan kondisi dimana pemerintah dan rakyat ter-expose akibat kasus, bencana, atau kesalahan sosial, maka barulah muncul suara mahasiswa. tapi bagaimana dengan sekarang, dimana banyak permasalahan negara, pemerintah dan rakyat semakin sulit di rangkum menjadi satu. semua menjadi terpecah seakan-akan memiliki pola dan basis yang berbeda-beda. hal ini tentu memecah konsentrasi mahasiswa dan pada akhirnya mahasiswa kini tidak hanya lebih dari sekedar pencari nilai, pemburu title, yang hanya datang, kuliah, menulis, membaca, lalu pulang dan mengerjakan tugas makalah-makalah. tidak ada yang salah dengan ini, bahkan kampus dianggap jenjang setelah sekolah menengah saja pun tidak jadi soal. yang menjadi persoalan adalah, sekarang pragmatisme kampus di mata masyarakat adalah menjadi keharusan untuk kepentingan masa depan seseorang. artinya, kampus menjadi tren dari institusi yang menjual ke-sarjanaan untuk nantinya di obral kepada perusahaan-perusahaan. lalu bagaimana bila satu contoh ribuan orang memburu kampus, maka jelas yang muncul adalah ribuan sarjana mencari kerja, dan ribuan pekerjaan harus siap menampung mereka. lalu bagaimana dengan pembuat lapangan pekerjaan ? apakah mereka juga lulusan kampus ?

lalu menurut anda ?

jawaban ada di tangan anda, karena realitas di sekitar anda-lah yang bisa anda ambil sebagai renungan. terutama untuk anda yang mengaku sebagai mahasiswa, jangan biarkan idealisme menjadi makanan, tapi juga jangan idealisme harus ditekan. seimbangkan antara pengetahuan, pemahaman, serta penerapan. jangan sampai anda sama dengan orang-orang yang bukan sarjana. karna kalau sampai hidup anda dan apa yang anda lakukan tidak lebih sama dengan orang-orang bukan sarjana, maka copot saja almamater anda lalu berikanlah pada anak muda di pinggir jalan yang ingin kuliah.

satu kesempatan menjadi mahasiswa.
dimas