Selasa, 27 April 2010

Pesta CORAT CORET SMA


Beberapa hari kemaren banyak banget pelajar yang konvoi ala koboi, pake acara mbayer2 motor lagi? demo?,... ah, ternyata baru lulus mereka,... selamat yo arek2 suroboyo yang baru lulus. konvoi plus aksi corat coret seragam en bak pawai di jalan, banyak cuga cewek2 cantik yang gak pake helm,... lho lho,... pakj polisi itu,... itu loh,... ya wis lah. tapi gimana ya yang gak lulus, temennya treak treak eh dianya jelas sakit ati... trus nasib seragam yang dicoret coret tadi kayanya lebih bijak kalo disumbang ke pelajar yang membutuhkan. piss bro

PENGGUSURAN A.YANI, Dunkin donuts ikut kena

hari ini ada penggusuran boy, di a.yani, dunkin donuts juga udah "ringkes2", apa kena juga ya?... tempat jualan helm kesayangan juga kena imbas. cuman tadi yang ada kok malah petugas2 berseragam KA?, ada polisi juga si, tapi gak ada satpol PP.

satu kesempatan menjadi mahasiswa

hanya yang menjadi mahasiswa yang bisa merasakan atmosfir akademik yang proporsional. karena "maha" adalah diatas segala tingkatan siswa. tapi realitas yang ada peran mahasiswa semakin surut hanya karena perkembangan negara yang ramai dan ter-substansi dengan sendirinya, artinya, saat situasi dan kondisi dimana pemerintah dan rakyat ter-expose akibat kasus, bencana, atau kesalahan sosial, maka barulah muncul suara mahasiswa. tapi bagaimana dengan sekarang, dimana banyak permasalahan negara, pemerintah dan rakyat semakin sulit di rangkum menjadi satu. semua menjadi terpecah seakan-akan memiliki pola dan basis yang berbeda-beda. hal ini tentu memecah konsentrasi mahasiswa dan pada akhirnya mahasiswa kini tidak hanya lebih dari sekedar pencari nilai, pemburu title, yang hanya datang, kuliah, menulis, membaca, lalu pulang dan mengerjakan tugas makalah-makalah. tidak ada yang salah dengan ini, bahkan kampus dianggap jenjang setelah sekolah menengah saja pun tidak jadi soal. yang menjadi persoalan adalah, sekarang pragmatisme kampus di mata masyarakat adalah menjadi keharusan untuk kepentingan masa depan seseorang. artinya, kampus menjadi tren dari institusi yang menjual ke-sarjanaan untuk nantinya di obral kepada perusahaan-perusahaan. lalu bagaimana bila satu contoh ribuan orang memburu kampus, maka jelas yang muncul adalah ribuan sarjana mencari kerja, dan ribuan pekerjaan harus siap menampung mereka. lalu bagaimana dengan pembuat lapangan pekerjaan ? apakah mereka juga lulusan kampus ?

lalu menurut anda ?

jawaban ada di tangan anda, karena realitas di sekitar anda-lah yang bisa anda ambil sebagai renungan. terutama untuk anda yang mengaku sebagai mahasiswa, jangan biarkan idealisme menjadi makanan, tapi juga jangan idealisme harus ditekan. seimbangkan antara pengetahuan, pemahaman, serta penerapan. jangan sampai anda sama dengan orang-orang yang bukan sarjana. karna kalau sampai hidup anda dan apa yang anda lakukan tidak lebih sama dengan orang-orang bukan sarjana, maka copot saja almamater anda lalu berikanlah pada anak muda di pinggir jalan yang ingin kuliah.

satu kesempatan menjadi mahasiswa.
dimas